PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu
proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada
umumnya, komunikasi terjadi secara lisan atau
verbal. Komunikasi dapat terjadi jika ada persamaan antara
penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
Dalam
proses komunikasi ada tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi karena merupakan
suatu bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada,
maka komunikasi tidak akan pernah terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam
komunikasi itu memiliki hubungan yang sangat erat dan slaing ketergantungan
satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua
unsur tersebut.
Unsur - unsur
komunikasi yaitu :
1.
Komunikator
/ pengirim / sender.
Merupakan
orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa
tunggal, kelompok, atau organisasi pengirim berita. Komunikator bertanggung
jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang ocok untuk
menyampaikan pesan tersebut, dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima
dengan baik. Untuk itu, seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau
informasi harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia
sampaikan, dan bagaimana cara menyampaikannya.
2.
Komunikan
/ penerima / receiver.
Merupakan
penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Dalam proses
komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang
disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan umpan balik
kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan
dimengerti secara sempurna.
3.
Saluran
/ media / channel.
Merupakan
saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada
komunikan dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata - kata atau tulisan, tiruan,
gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui
berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo copy,
email, sandi morse, semaphore, sms, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam
proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan.
BAGAIMANA MENYALURKAN IDE MELALUI
KOMUNIKASI
Pada umumnya
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti
tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu. Dalam menyalurkan ide atau
solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide-ide yang
diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil
ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi
tersebut agar mencapai tujuan bersama, serta visi dan misi suatu organisasi.
Adapun
tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi :
o Ide (gagasan) oleh sender.
o Perumusan yaitu dalam perumusan
ini ide si sender disampaikan oleh kata-kata.
o Penyaluran (transmitting) yaitu
penyaluran ini bisa lisan,tertulis,simbol maupun isyarat, dll.
o Tindakan yaitu tindakan ini
sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
o Pengertian yaitu kata-kata si
sender dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si penerima.
o Penerimaan yaitu ide atau
informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
Dalam
membina kerjasama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka
membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah
dan tujuan organisasi. Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama, pada
organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang tepat dan
seefektif mungkin sehingga koordinasi dan kerja sama benar-benar dilaksanakan dengan
tepat juga.
HAMBATAN-HAMBATAN
KOMUNIKASI
Ada 4
hambatan dalam komunikasi, yaitu :
1.
Hambatan
dari Proses Komunikasi
Ø
Hambatan
dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.
Ø
Hambatan
dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,
simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa
yang dipergunakan terlalu sulit.
Ø
Hambatan
media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan
pesan.
Ø
Hambatan
dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
Ø Hambatan
dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
Ø
Hambatan
dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya
akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2.
Hambatan
Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3.
Hambatan
Semantik.
Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4.
Hambatan
Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
Dari
segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
b. Komunukasi Tertulis
c. Komunikasi Verbal
d. Komunikasi Non Verbal
a. Komunikasi Lisan
b. Komunukasi Tertulis
c. Komunikasi Verbal
d. Komunikasi Non Verbal
Dari segi arahnya
a. Komunikasi Ke atas
b. Komunikasi Ke bawah
c. Komunikasi Diagonal Keatas
d. Komunikasi Diagonal Kebawah
e. Komunikasi Horizontal
f. Komunikasi Satu Arah
g. Komunikasi Dua Arah
a. Komunikasi Ke atas
b. Komunikasi Ke bawah
c. Komunikasi Diagonal Keatas
d. Komunikasi Diagonal Kebawah
e. Komunikasi Horizontal
f. Komunikasi Satu Arah
g. Komunikasi Dua Arah
Menurut
Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
c. Kelompok Lawan Kelompok
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
c. Kelompok Lawan Kelompok
Menurut
Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal
FAKTOR-FAKTOR PERUBAHAN
ORGANISASI
Secara garis besar faktor
penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1.
Faktor
Ekstern.
Adalah penyebab perubahan yang
berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi bersifat
responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu,
jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan
yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena
lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang
termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan
pemerintah.
Perkembangan IPTEK terus
berlanjut sehingga setiap saat ditemukan berbagai produk teknologi baru yang
secara langsung atau tidak memaksa organisasi untuk melakukan perubahan.
Organisasi yang tidak tanggap dan bersedia menyerap berbagai temuan teknologi
tersebut akan tertinggal dan pada gilirannya tidak akan sanggup survive.
2.
Faktor
Intern
Adalah
penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang
dapat berasal dari berbagai sumber antara lain:
Ø Problem
hubungan antar anggota.
o Hubungan atasan bawahan (hubungan
yang bersifat vertikal)
Problema
atasan bawahan yang sering timbul adalah
problem yang menyangkut pengambilan keputusan dan komunikasi. Keputusan
pimpinan yang berkenaan dengan system pengupahan, misalnya dianggap tidak adil
atau tidak wajar oleh bawahan, atau putusan tentang pemberlakuan jam kerja yang
dianggap terlalu lama, dsb. Hal ini akan menimbulkan tingkah laku anggota yang
kurang menguntungkan organisasi, misalnya anggota sering terlambat. Komunikasi
atasan bawahan juga sering menimbulkan problem. Keputusannya sendiri mungkin
baik tetapi karena terjadi salah informasi, bawahan menolak keputusan pimpinan.
Dalam hal seperti ini perubahan yang dilakukan akan menyangkut system saluran
komunikasi yang digunakan.
o Hubungan sesama anggota yang
kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat horizontal).
Problem
yang sering timbul berkaitan dengan hubungan sesame anggota organisasi pada
umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.
Ø
Problem
dalam proses kerja sama.
Proses
kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan
penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah
system kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang
digunakan. Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat
menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. System birokrasi (kaku) menyebabkan
hubungan antar anggota menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat
kerja dan pada gilirannya produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan
yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
Perlengkapan yang digunakan dalam mengolah input menjadi output juga dapat merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Tujuan penggunaan berbagai perlengkapan dan peralatan dalam proses kerjasama ialah agar diperoleh hasil secara efisien.
Perlengkapan yang digunakan dalam mengolah input menjadi output juga dapat merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Tujuan penggunaan berbagai perlengkapan dan peralatan dalam proses kerjasama ialah agar diperoleh hasil secara efisien.
Ø
Problem
keuangan.
PROSES PERUBAHAN ORGANISASI
Perubahan
Organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi.
Perubahan itu dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi, seperti
jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin,
rancangan organisasi, dan sebagainya.
Dorongan untuk berubah alasan mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu yang relevan bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah. Oleh sebab itu, organisasi tidak punya pilihan lain kecuali berubah juga. Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan untuk berubah, yang berasal dari :
Dorongan untuk berubah alasan mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu yang relevan bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah. Oleh sebab itu, organisasi tidak punya pilihan lain kecuali berubah juga. Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan untuk berubah, yang berasal dari :
1.
Dorongan
Eksternal
Dorongan
eksternal yang mendorong organisasi untuk mengadakan perubahan berasal dari
lingkungan umum organisasi. Adanya aturan baru dalam produksi dan persaingan,
politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan sebagainya akan mempengaruhi
organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi seperti teknologi, ekonomi dan
sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk melakukan perubahan.
2.
Dorongan
Internal
Pada
dasarnya dorongan internal berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Adanya
revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak, akan menghasilkan perubahan
organisasi. Dorongan internal lainnya mungkin direfleksikan oleh dorongan
eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaannya akan bergeser, seiring
bergesernya nilai sosiokultural. Akibatnya mereka menuntut suatu perubahan
dalam jam kerja, atau perubahan kondisi kerja.
Secara
umum ada dua jenis perubahan dalam organisasi.
1.
Perubahan
Terencana
Perubahan
terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara
berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang.
2.
Perubahan
Reaktif
Perubahan
reaktif adalah suatu respon bertahap terhadap peristiwa ketika muncul.
Langkah-langkah
komprehensif dalam proses perubahan yaitu :
1.
Mengenali
kebutuhan akan perubahan
2.
Menetapkan
tujuan perubahan
3.
Mendiagnosis
apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan
CIRI-CIRI PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pengembangan
organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Merupakan
strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki
sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat dan akurat tentang permasalahan
yang dihadapi oleh suatu organisasi.
2.
Merupakan
kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan
terjadi terhadap suatu organisasi.
3.
Menekankan
cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi
dan semua satuan kerja dalam organisasi.
METODE PENGEMBANGAN
ORGANISASI
Apabila
selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok,
maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning
organization), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai organisasi yang
secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan
lebih baik lagi, memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan
memperluas area belajarnya agar mampu.
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
a.
Tipe
Instruktif
Tipe
ini ditandai dengan adanya komunikasi satu arah. Pemimpin membatasi peran
bawahan dan menunjukkan kepada bawahan apa, kapan, di mana, bagaimana sesuatu
tugas harus dilaksanakan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
semata-mata menjadi wewenang pemimpin, yang kemudian diumumkan kepada para
bawahan. Pelaksanaan pekerjaan diawasi secara ketat oleh pemimpin.
Ciri-ciri tipe instruktif :
Ciri-ciri tipe instruktif :
o Pemimpin memberikan pengarahan
tinggi dan rendah dukungan.
o Pemimpin memberikan batasan
peranan bawahan.
o Pemimpin memberitahukan bawahan
tentang apa, bilamana, dimana, dan bagaimana bawahan melaksanakan tugasnya.
o Inisiatif pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan semata-mata dilakuakn oleh pemimpin.
o Pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan diumumkan oleh pemimpin, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh
pemimpin
b.
Tipe
konsultatif
Kepemimpinan
tipe ini masih memberikan instruksi yang cukup besar serta penetapan
keputusan-keputusan dilakukan oleh pemimpin. Bedanya adalah bahwa tipe
konsultatif ini menggunakan komunikasi dua arah dan memberikan suportif
terhadap bawahan mendengar keluhan dan perasaan bawahan tentang keputusan yang
diambil. Sementara bantuan ditingkatkan, pengawasan atas pelaksanaan keputusan
tetap pada pemimpin.
Ciri-ciri
tipe konsultatif :
o Pemimpin memberikan baik
pengarahan maupun dukungan tinggi.
o Pemimpin mengadakan komunikasi
dua arah dan berusaha mendengarkan perasaan, gagasan, dan saran bawahan.
o Pengawasan dan pengambilan
keputusan tetap pada pemimpin.
c.
Tipe
partisipatif
Sebab
kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seimbang antara
pemimpin dan bawahan, pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Komunikasi dua arah makin bertambah
frekuensinya, pemimpin makin mendengarkan secara intensif terhadap bawahannya.
Keikutsertaan bawahan untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan makin
banyak, sebab pemimpin berpendapat bahwa bawahan telah memiliki kecakapan dan
pengetahuan yang cukup luas untuk menyelesaikan tugas.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1.
Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis
ilmiah tentang kepemimpinan beerangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya diciptakan yang kemudian
teori ini dikenal dengan “the greatma theory”. Dalam perkembangannya, teori ini
mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa
sifat-sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain : sifat fisik, mental dan kepribadian.
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain : sifat fisik, mental dan kepribadian.
2.
Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Pertama
yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yang menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh
gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada
bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan.
Kedua
disebut struktur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan
kepada bawahan.
Contoh
yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,
bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.
Berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
3.
Teori
Kontingensi
Mulai berkembang tahun 1962,
teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem
tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem
organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem ini mempunyai beberapa
ciri :
o
Substansinya
adalah manusia bukan tugas.
o
Kurang
menekankan hirarki
o
Struktur
saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
o
Kebersamaan
dalam nilai, kepercayaan dan norma
o
Pengendalian
diri sendiri, penyesuaian bersama.
4.
Teori
Behavioristik
Behaviorisme
merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang
efektif bila ada pemahaman tentang
pekerja lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku.
Beberapa
tokohnya, antara lain :
a.
Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
b.
Douglas
Mc Gregor (1906-1964)
Teori X
dan teori Y. Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah
kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk
meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi
optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan,
menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong
kinerja.
5.
Teori
Humanistik
Teori
ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya
dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori
Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan
Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia
merupakan “motivated organism”. Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol
tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu
bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya
dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok.
Apabila
dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu :
a. Kepemimpinan
yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan,
dan kemampuannya.
b. Organisasi
yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota
disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan.
c. Interaksi
yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang
persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama.
Blanchard,
Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda
lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan
orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
Sumber
:
https://rosdianya.wordpress.com/category/tugas-3-teori-organisasi-umum/
http://mrizkygumelar.blogspot.com/2014/01/tugas-ke-3-teori-organisasi-umum.html
No comments:
Post a Comment