Pengertian dan Karakteristik Kelompok
Pada
dasarnya seorang manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, pastilah
manusia membutuhkan manusia yang lainnya untuk tetap bisa hidup. Manusia pada
dasarnya mempunyai naluri untuk hidup bersama, keterkaitan dan ketergantungan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya mendorong mereka untuk membuat
sebuah kelompok. Kerja sama biasanya dilakukan oleh lebih dari satu orang baik
dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut Horton, ia
mendefinisikan kelompok sebagai setiap kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Paul B. Horton
berpendapat bahwa kelompok berarti setiap kumpulan manusia secara fisik
(misalnya, sekelompok orang yang sedang menunggu bus kota).
Robert K. Merton
mendefinisikan kelompok sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi
sesuai dengan pola yang telah mapan. Dasar pandangan dalam membentuk kelompok
itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal. Mulai dari kelompok orang
yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang
berasal dari suatu daerah yang sama. Kelompok adalah kumpulan dari dua orang
atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent)
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain
saling mempengaruhi (Cartwright & Zander, 1968; Lewin, 1948). Dan masih
banyak lagi pendapat dari para ahli yang mendefinisikannya namun hanya beberapa
saja yang saya ambil untuk tulisan saya ini.
Pada dasarnya setiap
kelompok mempunyai ciri ciri atau karakteristik (Soryth, 1979), yaitu:
1.
Interaksi → Fisik, verbal, nonverbal,
emosional.
2.
Struktur → Pola hubungan yang
stabil diantara anggota.
- Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki.
- Norma aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat.
- Relasi antar anggota.
3.
Tujuan
- Intrinsik
- Ekstrinsik (tujuan bersama)
a. Faktor
pemersatu paling kuat (ex: olah raga).
b. Memotivasi
perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai.
4.
Groupness → entitavity (kesatuan):
Tingkat dimana kesatuan kekuatan tunggal menyatu.
5.
Ketergantungan yang dinamis.
Karakteristik
Kelompok
1. Terdiri dari dua orang atau lebih
dalam interaksi sosial baik secara
verbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai
pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
3. Mempunyai struktur hubungan yang
stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi
sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang
mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam
kelompok, saling mengenal satu sama
lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
Menurut Debra L
Nelson (2006:284) yang dikutip pada bukunya yang berjudul Organization
Behavior Foundation, Realities and Challenges yang ditulis, “work team
is a group of people with complementary skill who ar committed to a common
mission, performance goals and approach for which they hold themselves mutually
accountable”. Kerjasama Tim adalah sekelompok orang dengan saling
melengkapi keterampiulan dan komitmen pada misi dengan tujuan kinerja dan
pendekatan yang mereka gunakan untuk dapat bertangung jawab.
Adapun untuk menjadikan sebuah tim menjadi sukses dalam pembentukan suatu tim tidak dengan sendirinya akan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu diperlukan usaha mengatasi faktor-faktor yang dapat menghambat kesuksesan kerjasama tim dan dibutuhkan pula berbagai upaya agar tim dapat mencapa misi dan tujuan pembentukan, King dalam Goetsch dan Davis (1999: 218-219) menganjurkan 10 strategi yang ia sebut sepuluh perintah tim (Ten Team Commandments) untuk meningkatkan kinerja suatu tim dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, dan adapun kesepuluh strategi tersebut ialah saling ketergantungan, perluasan tugas, penjajaran, bahasa yang umum, kepercayaan, kepemimpinan, keterampilan pemecahan masalah, keterampilan menangani konflik, tindakan dan perayaan.
Berdasarkan deskripsi konsep di atas, dapat disintesiskan kerjasama tim adalah sekelompok masyarakat yang bekerja sama dengan tujuan yang jelas dalam memberikan perubahan yang baik dalam pekerjaannya, dengan indikator: (1) Saling Percaya, (2) Keterbukaan, (3) Kesediaan untuk berbagi, (4) Antusiasme dalam Tim, (5) Kekompakan.
Tahap-tahap Pembentukan
Kelompok
Model
pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965).
Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik
dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
1. Forming
Pada
tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok
cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka
belum saling mengenal dan belum saling percaya.
2. Storming
Kelompok
mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi.
Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota
kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka
masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada
pula yang mandenk pada tahap ini.
3. Norming
Terdapat
kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab
telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring
dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
4. Performing
Kelompok
dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa
ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling
bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
5. Adjourning
dan Transforming
Tahap
dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali
pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
Kekuatan
Teamwork
Kekuatan dari
sebuah tim adalah saling mengisi kekosongan dari masing masing anggota. Anggota
A mengisi bagian yang tidak mampu dikerjakan oleh anggota B, atau sebaliknya.
Fungsi saling mengisi inilah yang kemudian memunculkan kinerja yang sangat baik
yang berorientasi pada pencapaian tujuan. Mencapai target adalah tujuan semua
anggota tim, tanpa melibatkan ego pribadi pribadi yang ada. Pencapaian itu
bukan milik satu orang, bukan jasa satu orang, melainkan milik semua anggota
tim. Leburlah ego dan perbedaan agar kerja sama tim mencapai target. Sebuah perusahaan yang akan bisa
bergerak maju dengan luar biasa juga memerlukan teamwork yang baik antara
bagian dan divisi dalam perusahaannya tersebut. Kalau antar divisi
masing-masing bekerja sendiri-sendiri tanpa adanya kerja sama, maka visi
perusahaan akan lebih lambat tercapainya. Tetapi jika seluruh divisi bahu –
membahu serta saling support satu sama lain, maka perusahaan ini akan bergerak
maju dengan lebih cepat.
Memang membangun sebuah teamwork yang solid itu tidaklah mudah. Ada beberapa tips bagaimana membuat tim yang solid :
1. Tentukan visi bersama yang mau
dicapai.
Langkah
pertama ini adalah langkah yang terpenting. Tanpa adanya penentuan sasaran atau
visi, ini akan membuat apa yang dikerjakan menjadi tidak terarah bahakan akan
menjadi salah sasaran. Untuk itu, cobalah luangkan waktu terlebih dahulu untuk
mengetahui apa yang sebenarnya menjadi visi yang mau dicapai.
2. Selalu ingatkan akan visi bersama yang mau dicapai.
Visi
tidak hanya bisa dicapai dengan satu kali set lalu selesai. Survei membuktikan,
kalau visi secara terus – menerus diingatkan dalam waktu yang berkala, pasti
visi itu akan lebih mudah dicapai. Mengapa? Karena saat sudah mulai bergeser
tindakan yang mau diraih saat mengejar pencapaian visi tersebut, dengan visi
yang diingatkan kembali secara berkala akan membuat kita mengarahkan kembali ke
visi yang sudah ditentukan di awal.
3. Dukung untuk terjadinya kerjasama
untuk pencapaian visi.
Sebagai
superior / leader, teruslah memberikan dukungan terhadap tim untuk saling
bekerja sama mencapai visi. Ingatkan bahwa benefit yang akan dinikmati juga
akan dinikmati bersama kelak. Jika kita sendiri adalah pemain timnya, maka
dukunglah apa yang sudah ditentukan oleh leader kita, dukung juga rekan yang lainnya
untuk bisa saling membantu dalam proses pencapaian visi tersebut.
Implikasi
Manajerial
Untuk
meningkatkan efektifitas teamwork dalam sebuah perusahaan memerlukan teamwork
yang baik antara bagian dan divisi dalam perusahaannya tersebut, agar perusahaan
dapat berkembang dan bergerak maju dengan lebih cepat. Seorang pimpinan harus
bisa membagi tugas sesuai dengan divisi-divisi yang ada dan bisa membangun
semangat kerja dalam tim untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah
nilai plus, tapi hati hati keragaman ini dapat pula menjadi minus jika tidak
ada saling pengertian. Saling pengertian terhadap karakter masing masing
anggota tim akan menjadi modal sukses bersama. Jika setiap orang bekerja sama
melalui bidang masing masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
Kesimpulan
Team
work adalah kerja sama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dalam
sebuah perusahaan dan berbagai kepentingan yang melingkupinya. Ketika berada
dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, departemen harus total
disingkirkan. Dalam teamwork yang dikejar adalah untuk dicapai adalah target
bersama, bukan individu. Ingatlah selalu bahwa teamwork makes the dream work. Kerjasama tim berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja manajer. Oleh karena itu perusahaan terutama para manajer
hendaknya memberikan kepercayaan pada anggota tim terutama pada para karyawan
agar setiap anggota tim dapat bekerja sama, memberikan penghargaan dan
pengakuan pada anggota tim atas tugas yang terlaksana dengan baik sehingga akan
memotivasi anggota tim untuk bekerja
lebih giat dan tangkas, Memberikan tantangan kepada tim, karena reaksi atau
tanggapan terhadap tantangan tersebut akan membentuk semangat persatuan, kebanggaan,
dan kesatuan tim.
Referensi
1.
Stephen P
Robbins, Perilaku Organisasi (edisi terjemahan). Jakarta: Salemba Empat,
2007.
2. Andreas Soeroso,M.S. Sosiologi 2.
Quadra, 2008.
3.
Ndraha. T, Budaya
Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
4. Dra. Kun Maryati & Juju
Surwati,S.pd. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta, Erlangga,
2006.
5. S. Rucky Achmad, Sukses sebagai
manajer professional tanpa gelar MM atau MBA, Gramedia, Jakarta,2008.
6. Tim Bisnis Indeks, S.O.S.
strategi orang sukses bisnis cerdas berbisnis bersama BisnisIndeks, PT
Tangga Pustaka, Jakarta, 2012.
7. Eddy Poernomo, Pengaruh Kreativitas dan Kerjasama
Tim Terhadap Kinerja Manajer, Administrasi
Bisnis-UPN Veteran Jawa Timur, Jurnal Ilmu-ilmu Ekonomi Vol.6 No.2 September
2006:102-108
8. Marliza Oktapiani, Hubungan Antara Lingkungan Kerja Dan
Kerjasama Tim Dengan Kepuasan Kerja Guru Raudhatul Athfal Duren Sawit, Jurnal
Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Vol 2, No
2 (2011)
No comments:
Post a Comment