Alinea (Paragraf)


Jika kita berbicara tentang Bahasa Indonesia maka kita sering mendengar istilah paragraf atau alinea. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa istilah tersebut sering digunakan, baik dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi, penulisan karya tulis,
penulisan ilmiah, penulisan skripsi dan kegiatan lainnya. Paragraph  merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita pelajari, karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan yang menarik dan berkualitas. Dalam menulis paragraph, di dalamnya terdapat sekelompok ide yang terdiri atas ide pokok dan ide penjelas yang merupakan penjelasan tentang ide pokok tersebut. Setiap paragraph mempunyai ide pokok yang berbeda-beda.

 Pengertian Alinea (Paragraf)
Jika kita berbicara mengenai pengertian paragraph (alinea) maka banyak sekali pendapat yang muncul , berikut ini ada pengertian paragraph (alinea) menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :
1.            Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125)
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
2.            Menurut Akhaidah dan kawan-kawan (1999:144)
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Jadi, paragraf (alinea) itu merupakan seperangkat kalimat yang berisi suatu pokok pikiran yang berupa gagasan atau topik, yang terdiri dari kalimat pokok yang berisi ide pokok dan kalimat penjelas yang berisi penjelasan dari ide pokok.

Unsur-Unsur Alinea (Paragraf)
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Berikut ini merupakan unsur-unsur dari paragraph tersebut antara lain sebagai berikut :
1.            Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran
Topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
Dilihat dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Sedangkan dari segi proses penulisan, tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Hasil perumusan tema bisa dinyatakan dalah sebuah kalimat singkat, tetapi dapat pula mengambil bentuk berupa sebuah alinea, ikhtisar-ikhtisar, dan kadang-kadang ringkasan.
Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama. Perbandingan antara tema dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan antara sebuah kalimat dan gagasan utama kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat. Begitu juga kedudukan tema secara konkrit dapat dilihat dalama hubungan antara kalimat topik dan alinea. Kalimat topik merupakan tema dari alinea itu, sedangkan kalimat lain hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat topik atau tema alinea tersebut.

2.            Kalimat utama atau pikiran utama
Kalimat utama atau pikiran utama merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.        Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
b.        Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anile
c.        Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
d.       Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea.

3.            Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4.            Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu
a.        Provokatif (menarik)
b.        Berbentuk frase
c.        Relevan (sesuai dengan isi)
d.       Logis
e.        Spesifik
Kalimat-kalimat pada paragraph di analisis menjadi 2 yaitu kalimat utama atau kalimat topik dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.

Berikut ini penjelasan dari kedua kalimat tersebut :
1.      Kalimat utama atau kalimat topik
Pengertian kalimat utama atau kalimat topik :
Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain untuk kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat Utama merupakan kalimat inti yang digunakan sebagai acuan pengembangan menjadi sebuah paragraf.

Ciri-ciri kalimat utama atau kalimat topik :
o   Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut
o   Biasanya berupa kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
o   Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
o   Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
o   Pada paragraf induktif, kalimat utama sering kali ditandai kata-kata kunci seperti: Sebagai kesimpulan. Yang penting. Jadi, ..Dengan demikian.

2.      Kalimat Penjelas atau kalimat pendukung
Pengertian kalimat penjelas atau kalimat pendukung :
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan yang mendukung atau menjadi penjelas kalimat utama. Kalimat-kalimat penjelas tersebut dalam setiap paragraph harus membentuk satu kesatuan gagasan.

Ciri-ciri kalimat penjelas :
a.       Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
b.      Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
c.       Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi
d.      Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik.

Kata Penghubung
Kata penghubung disebut juga konjungsi (kata sambung), adalah kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf. Kata penghubung dalam bahasa Indonesia berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.
Contoh:
Dan                 atau                 tetapi               sesudah           jika                  agar     supaya
Dengan            bahwa              karena              ketika              maka             sedangkan hingga
Meski              lalu                  sambil              serta                 apabila          lagipula  andaikata
Sebab              sebelum           selama             sehingga          seandainya      sekiranya
Melainkan       semenjak         andaikan          bagaikan          asalkan            jangankan
Walaupun        meskipun         kendatipun      lagi                  hanya               sekalipun
Sungguhpun    melainkan        sampai             tatkala             kecuali             seraya

Contoh kalimat:
1.        Semua usaha sudah ia lakukan, tetapi hasil yang ia dapat belum memuaskan.
2.        Ani bukan seorang pecandu masakan Padang, melainkan pecandu masakan Palembang.
3.        Ia sadar bahwa manusia hanya bisa berusaha.
4.        Ketika semua telah terjadi, barulah penyesalan itu datang.
5.        Kamu terlalu gemuk sampai-sampai motorku seperti mau patah.

Kata penghubung korelatif
Yaitu kata penghubung yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa, yang mengandung kedudukan sama.
baik… maupun….
…tidak…tetapi….
…bukan…melainkan….
makin…makin….
kian…kian….
sedemikian rupa …  sehingga….
tidak hanya… tetapi juga….
Contoh kalimat:
1.            Baik yang ia katakan maupun yang ia lakukan telah dimaafkan oleh penguasa.
2.            Tanah itu tidak berfungsi bagi orang Dayak, tetapi bagi orang Madura bila dimanfaatkan untuk membuat batu bata.
3.            Pak Amin bukan seorang petani, melainkan pemilik lahan.
4.            Sedemikian rupa ia merancang kegiatan itu, sehingga sangat sulit ditemukan kekurangannya.

Kata Penghubung Antarkalimat
Kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menjadi penghubung antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf. Dengan adanya kata penghubung ini, kalimat menjadi lebih padu.
Contoh:
akan tetapi, namun, oleh karena itu, jadi, dengan demikian, meskipun begitu, lagi pula
Contoh kalimat:
1.      Tidak ada pendekatan paling pas untuk mengarahkan remaja. Akan tetapi, pendekatan hati yang   dilakukan orang tua bisa mencapai hasil paling baik.
2.      Ia telah bekerja keras. Siang malam ia mencari uang untuk sekolah anaknya. Oleh karena itu, tidak ada anaknya yang tidak berhasil.
3.      Orang itu sangat sensitif. Ini tidak baik. Segala sesuatu yang berlebihan cenderung negatif. Lagi pula, sifat sensitif  tidak tepat untuknya karena ia seorang lelaki.
4.      Kamu tidak pantas berbicara seperti itu. Kamu terlalu memperturutkan emosi. Meskipun begitu, kamu  masih bisa meminta maaf  kalau berjumpa lagi dengannya.
5.      Ia sudah pergi jauh. Tak ada niatnya untuk kembali ke kampung halaman. Namun, semua yakin ia tidak akan bisa melupakan kedua orang tuanya.

Syarat-Syarat Alinea (Paragraf) yang Baik
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang.
1.      Kesatuan Paragraf (Kesatuan Pikiran). Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu ide pokok, satu topik/masalah.
2.      Kepaduan (koherensi)
Paragraf dikatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf yang satu padu, utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk paralel.
3.      Ketuntasan
Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal ini dapat diwujudkan dengan:
a.       klasifikasi yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh.
b.      Ketuntasan bahasa yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh.
c.       Konsistensi Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya.
4.      Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan air mengalir-tidak pernah putus.

Metode Pengembangan Alinea (Paragraf)
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan faktor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.

1.      Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu
2.      Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.
3.      Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.
4.      Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
5.      Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.
6.      Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klasifikasi sebenarnya bukan khusus untuk persamaan faktor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.

Macam-Macam Alinea (Paragraf)
Macam-macam alinea (paragraf) berdasarkan posisi atau letak kalimat utama :
1.            Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
2.            Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
Contoh:
Sepanjang hari hujan turun dengan lebatnya. Air sungai mulai meluap. Di mana-mana terjadi banjir bahkan banyak pohon yang roboh dan tumbang. Rupanya musim hujan sudah mulai tiba.
3.      Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern.Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

Macam-macam alinea (paragraf) berdasarkan fungsinya :
1.      Paragraf pembuka
Yaitu paragraf pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian.  Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Atau dapat juga dengan cara memulai tulisan dengan peribahasa atau anekdot, dapat juga dengan cara membatasi arti dari pokok atau subjek tulisan, dan menunjukkan betapa pentingnya subjek tulisan, membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang menarik, mengungkapkan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun yang pahit, menyatakan maksud dan tujuan tulisan, memulai tulisan dengan pertanyaan.
2.      Paragraf pengembang atau paragraf penghubung 
Adalah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dengan paragraf yang terakhir di dalam bab atau anak bab.  Paragraf ini membicarakan pokok penulisan yang dirancang. Paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karenanya, antara paragraf yang satu dengan paragraf berikutnya harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf dapat dikembangkan dengan beragam pola paragraf. Fungsi utama paragraf pengembang adalah selain untuk mengemukakan inti persoalan sebagaimana yang telah diungkapkan pada kalimat sebelumnya, juga dapat untuk memberikan ilustrasi atau contoh, menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya, atau meringkas paragraf sebelumnya, serta mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.  Paragraf juga dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris, atau dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentatif. 
3.      Paragraf penutup
Merupakan paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir satu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.  Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya diharapkan memperhatikan hal-hal berikut ini; sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang, kemudian, isi paragraf harus berupa simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian, dan sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca.  Jadi, karena paragraf penutu hanya terdapat di akhir sebuah teks, isinya dapat berupa kesimpulan dari paragraf pengembang atau dapat juga berupa penegasan kembali tentang hal-hal yang dianggap penting dari paragraf pengembang.

Macam-macam alinea (paragraf) berdasarkan isinya :
1.      Paragraf deskripsi
merupakan paragraf yang melukiskan atau memerikan sesuatu. Artinya, paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra.
Contoh:
Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang, dapat kita temukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga. 
2.      Paragraf ekspositoris/eksposisi
yaitu yang disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis/keruangan.  Atau singkatnya, ini merupakan paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu.
Contoh:
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
3.      Paragraf argumentasi
merupakan paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung. Paragraf ini sebenarnya juga dapat dimasukkan ke paragraf ekspositoris, selain itu, paragraf argumentasi disebut juga paragraf persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan pekembangan analisis.

Contoh:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?
4.      Paragraf naratif
karangan naratif /narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh karena itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi biasanya hanya ditemukan dalam buku harian, novel, cerpen, atau hikayat.  Jadi, paragraf naratif/narasi merupakan paragraf yang menuturkan peristiwa/keadaan dalam bentuk cerita/kisahan.
Contoh:
Wandasti Navely dilahirkan pada hari Sabtu Legi, tanggal 14 Maret 2009, pukul 13.40 WIB di Klinik Mugi Rahardjo, Kepa Duri, Jakarta Barat. Saat ini usianya sudah tiga tahun empat bulan. Dia memiliki banyak teman. Dia bersekolah di PAUD Melati Kemanggisan, Jakarta Barat. Setiap pagi, ketika akan berangkat ke sekolah, dia selalu diantar oleh ayah dan ibunya. Banyak sekali acara ulang tahun di sekolahnya itu. Selama bersekolah, Wandasti sudah pergi piknik sebanyak dua kali. Yang pertama mengunjungi Kolam Renang Marcopollo di Bogor, pada hari Rabu, 18 April 2012, dan yang kedua ke Ancol, pada hari Rabu, 13 Juni 2012. Wandasti merupakan nama yang berupa akronim dari “wanita dambaan setiap insan” dan Navely yang berasal dari bahasa Rusia yaitu nasha vechnaya lyubov yang dalam bahasa Indonesia adalah “cinta abadi kami”. Ini sebagai tanda bahwa seorang anak merupakan perlambang keabadian cinta kasih kedua orang tuanya. Sejak usia 18 bulan, Wandasti sudah memiliki alamat e-mail dan facebook, yaitu wandasti_navely_2009@yahoo.co.id. Para orang tua siswa di sekolah tersebut ternyata saling berkirim kabar melalui jejaring sosial tersebut.  
5.      Paragraf persuasif/persuasi
yaitu alinea yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. WAP (Wireless Application Protocol) adalah aplikasi yang mewujudkan impian mengakses dunia informasi dan layanan terkini langsung dari ponsel Anda layaknya akses internet. Dengan Ericcson R320S, salah satu ponsel pertama yang dilengkapi dengan WAP, Anda dengan cepat dapat mengakses ke pusat data informasi dan layanan melalui situs WAP. Semuanya dapat dilakukan dari telapak tangan Anda. Dengan dilengkapi fitur-fitur inovatif, dapat dikatakan ponsel tipis yang memiliki berat 95 gr ini adalah sebuah kantor di dalam kantong Anda.
Paragraf persuasi banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang dewasa ini marak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi umumnya digunakan dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Berita di dalam surat kabar sebagian besar memakai alinea ekpsosisi. Paragraf narasi sering dipakai dalam karangan fiksi atau nonilmiah seperti novel dan cerpen, termasuk buku harian. Paragraf narasi tidak dipantang digunakan dalam karangan ilmiah, misalnya, jika ada bagian karangan yang perlu disajikan dengan gaya bercerita

Daftar Pustaka
1.      Wahyu, Tri R.N. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Gunadarma
2.      Kusmiatun, Ari. Kajian MKU Bahasa Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta
5.      http://ilmu-fakta.blogspot.com/2012/03/paragraf.html diakses tanggal 5 November 2015

8.      http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_Penghubung diakses tanggal 7 November 2015

No comments:

Post a Comment