Jika kita berbicara tentang Bahasa
Indonesia maka kita sering mendengar istilah paragraf atau alinea. Karena
seperti yang kita ketahui bersama bahwa istilah tersebut sering digunakan, baik
dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi,
penulisan karya tulis,
penulisan ilmiah, penulisan skripsi dan kegiatan lainnya. Paragraph merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita pelajari, karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan yang menarik dan berkualitas. Dalam menulis paragraph, di dalamnya terdapat sekelompok ide yang terdiri atas ide pokok dan ide penjelas yang merupakan penjelasan tentang ide pokok tersebut. Setiap paragraph mempunyai ide pokok yang berbeda-beda.
penulisan ilmiah, penulisan skripsi dan kegiatan lainnya. Paragraph merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita pelajari, karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan yang menarik dan berkualitas. Dalam menulis paragraph, di dalamnya terdapat sekelompok ide yang terdiri atas ide pokok dan ide penjelas yang merupakan penjelasan tentang ide pokok tersebut. Setiap paragraph mempunyai ide pokok yang berbeda-beda.
Pengertian
Alinea (Paragraf)
Jika kita berbicara mengenai pengertian
paragraph (alinea) maka banyak sekali pendapat yang muncul , berikut ini ada
pengertian paragraph (alinea) menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :
1.
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai
(2006:125)
Paragraf adalah seperangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk
gagasan atau topik tersebut.
2.
Menurut Akhaidah dan kawan-kawan
(1999:144)
Paragraf merupakan inti penuangan
buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai
dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas
sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk suatu gagasan.
Jadi, paragraf (alinea) itu merupakan
seperangkat kalimat yang berisi suatu pokok pikiran yang berupa gagasan atau
topik, yang terdiri dari kalimat pokok yang berisi ide pokok dan kalimat
penjelas yang berisi penjelasan dari ide pokok.
Unsur-Unsur
Alinea (Paragraf)
Dalam pembuatan suatu paragraf harus
memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat
berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Berikut ini merupakan unsur-unsur dari
paragraph tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
Topik atau tema atau gagasan utama atau
gagasan pokok atau pokok pikiran
Topik merupakan
hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan
kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam
paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Dilihat dari sudut karangan yang telah
selesai, tema adalah suatu amanat yang disampaikan oleh penulis melalui
karangannya. Sedangkan dari segi proses penulisan, tema adalah suatu perumusan
dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik tadi. Hasil perumusan tema bisa dinyatakan dalah sebuah
kalimat singkat, tetapi dapat pula mengambil bentuk berupa sebuah alinea,
ikhtisar-ikhtisar, dan kadang-kadang ringkasan.
Panjang tema tergantung dari berapa
banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama.
Perbandingan antara tema dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan antara
sebuah kalimat dan gagasan utama kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat.
Begitu juga kedudukan tema secara konkrit dapat dilihat dalama hubungan antara
kalimat topik dan alinea. Kalimat topik merupakan tema dari alinea itu,
sedangkan kalimat lain hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat topik atau
tema alinea tersebut.
2.
Kalimat utama atau pikiran utama
Kalimat utama atau pikiran utama
merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan
kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di
awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau
ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.
Deduktif : kalimat utama diletakan di
awal alinea
b.
Induktif : kalimat utama diletakan di
akhir anile
c.
Variatif : kalimat utama diletakan di
awal dan diulang pada akhir alinea
d. Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea.
3.
Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang
berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan
kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4.
Judul (kepala karangan), untuk membuat
suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu
a.
Provokatif (menarik)
b.
Berbentuk frase
c.
Relevan (sesuai dengan isi)
d. Logis
e.
Spesifik
Kalimat-kalimat pada paragraph di
analisis menjadi 2 yaitu kalimat utama atau kalimat topik dan kalimat penjelas
atau kalimat pendukung.
Berikut ini penjelasan dari kedua
kalimat tersebut :
1. Kalimat
utama atau kalimat topik
Pengertian kalimat utama atau kalimat
topik :
Kalimat utama adalah kalimat yang di
dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh
kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat
penjelas. Nama lain untuk kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat
Utama merupakan kalimat inti yang digunakan sebagai acuan pengembangan menjadi
sebuah paragraf.
Ciri-ciri kalimat utama atau kalimat topik
:
o
Mengandung permasalahan yang dapat
diuraikan lebih lanjut
o
Biasanya berupa kalimat lengkap yang
dapat berdiri sendiri
o
Mempunyai arti yang jelas tanpa
dihubungkan dengan kalimat lain
o
Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau
transisi
o
Pada paragraf induktif, kalimat utama
sering kali ditandai kata-kata kunci seperti: Sebagai kesimpulan. Yang penting.
Jadi, ..Dengan demikian.
2. Kalimat
Penjelas atau kalimat pendukung
Pengertian kalimat penjelas atau kalimat
pendukung :
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang
berisi gagasan yang mendukung atau menjadi penjelas kalimat utama.
Kalimat-kalimat penjelas tersebut dalam setiap paragraph harus membentuk satu
kesatuan gagasan.
Ciri-ciri kalimat penjelas :
a. Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
b. Arti
kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
c. Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat
transisi
d. Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung
kalimat topik.
Kata
Penghubung
Kata penghubung disebut
juga konjungsi (kata sambung), adalah kata yang menghubungkan kata
dengan kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat
dalam sebuah paragraf. Kata penghubung dalam bahasa
Indonesia berarti kata tugas yang
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa,
atau klausa dengan
klausa.
Contoh:
Dan atau tetapi sesudah jika agar supaya
Dengan bahwa karena ketika maka sedangkan hingga
Meski lalu sambil serta apabila lagipula andaikata
Sebab
sebelum
selama
sehingga
seandainya sekiranya
Melainkan
semenjak
andaikan bagaikan
asalkan jangankan
Walaupun
meskipun
kendatipun
lagi
hanya
sekalipun
Sungguhpun
melainkan
sampai
tatkala
kecuali
seraya
Contoh kalimat:
1.
Semua usaha sudah ia lakukan, tetapi
hasil yang ia dapat belum memuaskan.
2.
Ani bukan seorang pecandu masakan
Padang, melainkan pecandu masakan Palembang.
3.
Ia sadar bahwa manusia hanya bisa
berusaha.
4.
Ketika semua telah terjadi, barulah
penyesalan itu datang.
5.
Kamu terlalu gemuk sampai-sampai motorku
seperti mau patah.
Kata
penghubung korelatif
Yaitu kata penghubung yang menghubungkan
dua kata, frase, atau klausa, yang mengandung kedudukan sama.
baik… maupun….
…tidak…tetapi….
…bukan…melainkan….
makin…makin….
kian…kian….
sedemikian rupa … sehingga….
tidak hanya… tetapi juga….
Contoh kalimat:
1.
Baik yang ia katakan maupun yang ia
lakukan telah dimaafkan oleh penguasa.
2.
Tanah itu tidak berfungsi bagi orang
Dayak, tetapi bagi orang Madura bila dimanfaatkan untuk membuat batu bata.
3.
Pak Amin bukan seorang petani, melainkan
pemilik lahan.
4.
Sedemikian rupa ia merancang kegiatan
itu, sehingga sangat sulit ditemukan kekurangannya.
Kata
Penghubung Antarkalimat
Kata penghubung antarkalimat adalah kata
yang menjadi penghubung antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam
satu paragraf. Dengan adanya kata penghubung ini, kalimat menjadi lebih padu.
Contoh:
akan tetapi, namun, oleh karena itu, jadi,
dengan demikian, meskipun begitu, lagi pula
Contoh kalimat:
1. Tidak
ada pendekatan paling pas untuk mengarahkan remaja. Akan tetapi, pendekatan
hati yang dilakukan orang tua bisa mencapai hasil paling baik.
2. Ia
telah bekerja keras. Siang malam ia mencari uang untuk sekolah anaknya. Oleh
karena itu, tidak ada anaknya yang tidak berhasil.
3. Orang
itu sangat sensitif. Ini tidak baik. Segala sesuatu yang berlebihan cenderung
negatif. Lagi pula, sifat sensitif tidak tepat untuknya karena ia
seorang lelaki.
4. Kamu
tidak pantas berbicara seperti itu. Kamu terlalu memperturutkan emosi. Meskipun
begitu, kamu masih bisa meminta maaf kalau berjumpa lagi
dengannya.
5. Ia
sudah pergi jauh. Tak ada niatnya untuk kembali ke kampung halaman. Namun,
semua yakin ia tidak akan bisa melupakan kedua orang tuanya.
Syarat-Syarat
Alinea (Paragraf) yang Baik
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat
kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut
pandang.
1. Kesatuan
Paragraf (Kesatuan Pikiran). Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap
paragraf hanya berisi satu ide pokok, satu topik/masalah.
2. Kepaduan
(koherensi)
Paragraf dikatakan padu jika
dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan
pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan
makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf yang satu padu,
utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repetisi (pengulangan)
kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk paralel.
3. Ketuntasan
Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal
ini dapat diwujudkan dengan:
a.
klasifikasi yaitu pengelompokan objek
secara lengkap dan menyeluruh.
b.
Ketuntasan bahasa yaitu kesempurnaan
membahas materi secara menyeluruh dan utuh.
c.
Konsistensi Sudut Pandang
Sudut
Pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya.
4. Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan
gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan
air mengalir-tidak pernah putus.
Metode
Pengembangan Alinea (Paragraf)
Pengembangan paragraf sangat berkaitan
erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti
permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif,
misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda
dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf
deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan
paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai
paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut
akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf
tersebut dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan
bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive,
argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti
digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan
naratif.
Setelah mempertimbangkan faktor tersebut
barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap
paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang
terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum
dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang
dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode
umum khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam mengarang, keenam metode
pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan
keperluan mengarang si penulisnya.
1. Metode
Definisi
Yang dimaksud dengan definisi
adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk
dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan
klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang
perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau
istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu
2. Metode
Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai
metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan
suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan
sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang
berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali
peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja
suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa
sejarah.
3. Metode
Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan
ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan
penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.
4. Metode
Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau
akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat
yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode
kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan
penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran
manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan
yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni
atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
5. Metode
Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum
paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur.
Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang
paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus
relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai
dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.
6. Metode
Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan
benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk,
ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi.
Klasifikasi sebenarnya bukan khusus untuk persamaan faktor tersebut di atas,
tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada
inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis
untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau
dipertentangkan satu sama lainnya.
Macam-Macam
Alinea (Paragraf)
Macam-macam alinea (paragraf) berdasarkan
posisi atau letak kalimat utama :
1.
Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan
kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti.
Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu.
Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya membuka usaha baru.
2.
Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
Contoh:
Sepanjang hari hujan turun dengan
lebatnya. Air sungai mulai meluap. Di mana-mana terjadi banjir bahkan banyak
pohon yang roboh dan tumbang. Rupanya musim hujan sudah mulai tiba.
3. Paragraf
Campuran
Paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang
ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia
pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana
maupun yang modern.Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju
seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Macam-macam alinea (paragraf) berdasarkan
fungsinya :
1. Paragraf
pembuka
Yaitu paragraf pengantar untuk
sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab
itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta
sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan
selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip
pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang
terkenal. Atau dapat juga dengan cara memulai tulisan dengan peribahasa atau
anekdot, dapat juga dengan cara membatasi arti dari pokok atau subjek tulisan,
dan menunjukkan betapa pentingnya subjek tulisan, membuat tantangan atas suatu
pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang menarik, mengungkapkan
pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun yang pahit, menyatakan maksud
dan tujuan tulisan, memulai tulisan dengan pertanyaan.
2. Paragraf
pengembang atau paragraf penghubung
Adalah paragraf yang terletak
antara paragraf pembuka dengan paragraf yang terakhir di dalam bab atau anak
bab. Paragraf ini membicarakan pokok penulisan yang dirancang. Paragraf
pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karenanya,
antara paragraf yang satu dengan paragraf berikutnya harus memperlihatkan
hubungan yang serasi dan logis. Paragraf dapat dikembangkan dengan beragam pola
paragraf. Fungsi utama paragraf pengembang adalah selain untuk mengemukakan
inti persoalan sebagaimana yang telah diungkapkan pada kalimat sebelumnya, juga
dapat untuk memberikan ilustrasi atau contoh, menjelaskan hal yang akan
diuraikan pada paragraf berikutnya, atau meringkas paragraf sebelumnya, serta
mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan. Paragraf juga dapat
dikembangkan dengan cara ekspositoris, atau dengan cara deskriptif, dengan cara
naratif, atau dengan cara argumentatif.
3. Paragraf
penutup
Merupakan paragraf yang terdapat
pada akhir karangan atau pada akhir satu kesatuan yang lebih kecil di dalam
karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang
telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Mengingat paragraf
penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan,
penyajiannya diharapkan memperhatikan hal-hal berikut ini; sebagai bagian
penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang, kemudian, isi paragraf harus
berupa simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh
uraian, dan sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini
dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca. Jadi, karena paragraf
penutu hanya terdapat di akhir sebuah teks, isinya dapat berupa kesimpulan dari
paragraf pengembang atau dapat juga berupa penegasan kembali tentang hal-hal
yang dianggap penting dari paragraf pengembang.
Macam-macam alinea (paragraf) berdasarkan
isinya :
1. Paragraf
deskripsi
merupakan paragraf yang melukiskan
atau memerikan sesuatu. Artinya, paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di
depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak.
Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap
oleh pancaindra.
Contoh:
Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang, dapat kita temukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.
Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang, dapat kita temukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.
2. Paragraf
ekspositoris/eksposisi
yaitu yang disebut juga paragraf
paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu
unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis
kronologis/keruangan. Atau singkatnya, ini merupakan paragraf yang memaparkan
suatu fakta atau kejadian tertentu.
Contoh:
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
3. Paragraf
argumentasi
merupakan paragraf yang membahas
suatu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung. Paragraf ini
sebenarnya juga dapat dimasukkan ke paragraf ekspositoris, selain itu, paragraf
argumentasi disebut juga paragraf persuasi. Paragraf ini lebih bersifat
membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya,
paragraf ini menggunakan pekembangan analisis.
Contoh:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak
Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua
mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak
sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu,
adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia
tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi
adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya
dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?
4. Paragraf
naratif
karangan naratif /narasi
biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh karena itu, sebuah karangan
narasi atau paragraf narasi biasanya hanya ditemukan dalam buku harian, novel,
cerpen, atau hikayat. Jadi, paragraf naratif/narasi merupakan paragraf
yang menuturkan peristiwa/keadaan dalam bentuk cerita/kisahan.
Contoh:
Wandasti Navely dilahirkan pada hari Sabtu Legi, tanggal 14 Maret 2009, pukul 13.40 WIB di Klinik Mugi Rahardjo, Kepa Duri, Jakarta Barat. Saat ini usianya sudah tiga tahun empat bulan. Dia memiliki banyak teman. Dia bersekolah di PAUD Melati Kemanggisan, Jakarta Barat. Setiap pagi, ketika akan berangkat ke sekolah, dia selalu diantar oleh ayah dan ibunya. Banyak sekali acara ulang tahun di sekolahnya itu. Selama bersekolah, Wandasti sudah pergi piknik sebanyak dua kali. Yang pertama mengunjungi Kolam Renang Marcopollo di Bogor, pada hari Rabu, 18 April 2012, dan yang kedua ke Ancol, pada hari Rabu, 13 Juni 2012. Wandasti merupakan nama yang berupa akronim dari “wanita dambaan setiap insan” dan Navely yang berasal dari bahasa Rusia yaitu nasha vechnaya lyubov yang dalam bahasa Indonesia adalah “cinta abadi kami”. Ini sebagai tanda bahwa seorang anak merupakan perlambang keabadian cinta kasih kedua orang tuanya. Sejak usia 18 bulan, Wandasti sudah memiliki alamat e-mail dan facebook, yaitu wandasti_navely_2009@yahoo.co.id. Para orang tua siswa di sekolah tersebut ternyata saling berkirim kabar melalui jejaring sosial tersebut.
Wandasti Navely dilahirkan pada hari Sabtu Legi, tanggal 14 Maret 2009, pukul 13.40 WIB di Klinik Mugi Rahardjo, Kepa Duri, Jakarta Barat. Saat ini usianya sudah tiga tahun empat bulan. Dia memiliki banyak teman. Dia bersekolah di PAUD Melati Kemanggisan, Jakarta Barat. Setiap pagi, ketika akan berangkat ke sekolah, dia selalu diantar oleh ayah dan ibunya. Banyak sekali acara ulang tahun di sekolahnya itu. Selama bersekolah, Wandasti sudah pergi piknik sebanyak dua kali. Yang pertama mengunjungi Kolam Renang Marcopollo di Bogor, pada hari Rabu, 18 April 2012, dan yang kedua ke Ancol, pada hari Rabu, 13 Juni 2012. Wandasti merupakan nama yang berupa akronim dari “wanita dambaan setiap insan” dan Navely yang berasal dari bahasa Rusia yaitu nasha vechnaya lyubov yang dalam bahasa Indonesia adalah “cinta abadi kami”. Ini sebagai tanda bahwa seorang anak merupakan perlambang keabadian cinta kasih kedua orang tuanya. Sejak usia 18 bulan, Wandasti sudah memiliki alamat e-mail dan facebook, yaitu wandasti_navely_2009@yahoo.co.id. Para orang tua siswa di sekolah tersebut ternyata saling berkirim kabar melalui jejaring sosial tersebut.
5. Paragraf
persuasif/persuasi
yaitu alinea yang mempromosikan
sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. WAP (Wireless
Application Protocol) adalah aplikasi yang mewujudkan impian mengakses dunia
informasi dan layanan terkini langsung dari ponsel Anda layaknya akses
internet. Dengan Ericcson R320S, salah satu ponsel pertama yang dilengkapi
dengan WAP, Anda dengan cepat dapat mengakses ke pusat data informasi dan
layanan melalui situs WAP. Semuanya dapat dilakukan dari telapak tangan Anda.
Dengan dilengkapi fitur-fitur inovatif, dapat dikatakan ponsel tipis yang
memiliki berat 95 gr ini adalah sebuah kantor di dalam kantong Anda.
Paragraf persuasi banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang dewasa ini marak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi umumnya digunakan dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Berita di dalam surat kabar sebagian besar memakai alinea ekpsosisi. Paragraf narasi sering dipakai dalam karangan fiksi atau nonilmiah seperti novel dan cerpen, termasuk buku harian. Paragraf narasi tidak dipantang digunakan dalam karangan ilmiah, misalnya, jika ada bagian karangan yang perlu disajikan dengan gaya bercerita
Paragraf persuasi banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang dewasa ini marak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentasi, deskripsi, dan eksposisi umumnya digunakan dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Berita di dalam surat kabar sebagian besar memakai alinea ekpsosisi. Paragraf narasi sering dipakai dalam karangan fiksi atau nonilmiah seperti novel dan cerpen, termasuk buku harian. Paragraf narasi tidak dipantang digunakan dalam karangan ilmiah, misalnya, jika ada bagian karangan yang perlu disajikan dengan gaya bercerita
Daftar
Pustaka
1. Wahyu,
Tri R.N. 2006. Bahasa Indonesia.
Jakarta: Universitas Gunadarma
2. Kusmiatun,
Ari. Kajian MKU Bahasa Indonesia.
Universitas Negeri Yogyakarta
3. http://westbogor.blogspot.com/2011/11/syarat-syarat-alinea-yang-baik.html
diakses tanggal 5 November 2015
4. http://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-alenia.html
diakses
tanggal 5 November 2015
6. http://griyawardani.wordpress.com/2010/06/22/macam-macam-paragraf-berdasarkan-letak-kalimat-utama/
diakses tanggal 7 November 2015
7. http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/16/kalimat-pokok-dan-kalimat-penjelas/
diakses tanggal 7 November 2015
No comments:
Post a Comment