Majas


Jenis-jenis Majas
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan baik lisan maupun lisan untuk mewakili pikiran dan perasaan seseorang.
Jenis-jenis Majas
1.             Majas Personifikasi
Majas personifikasi merupakan majas yang untuk mengungkapkan sesuatu yang bukan manusia seolah-olah dapat bertindak seperti manusia.
Contoh:
a.    Matahari telah bersembunyi di balik lautan.
b.    Tragedi tsunami di Aceh telahmenelan banyak korban jiwa.
2.             Majas Metafora
Majas metafora merupakan majas untuk membandingkan suatu dengan benda lain yang sifatnya sama atau hampir sama secara implisit, tanpa menggunakan kata pembanding.
Contoh:
a.    Raja siang telah keluar dari singgasananya.
Raja siang berarti matahari.
b.    Para kuli tinta tengah berburu berita.
Kuli tinta berarti wartawan.
3.             Majas Alegori
Majas alegori adalah gaya bahasa yang berupa perbandingan secara utuh.
Contoh:
Menjalani kehidupan rumah tangga seperti mengemudikan bahtera mengarungi lautan. Berbagai rintangan seperti ombak yang siap menerjang ganas, hujan lebat, angin yang ganas, dan batu karang siap menghadang laju bahtera, bahkan merusak bahtera. Oleh karena itu, nahkoda harus selalu siap dan berhati-hati dalam mengemudikan bahteranya agar selamat sampai tujuan.
4.             Majas Hiperbola
Majas hiperbola merupakan gaya bahasa berupa ungkapan melebih-lebihkan sesuatu yang sebenarnya.
a.    Adi terbangun dari tidur karena mendengar suara azan yang membelah angkasa.
b.    Mobil itu melaju secepat kilat.
5.             Majas Pars Pro Toto
Pars pro toto merupakan majas yang mengungkapkan sebagian objek padahal yang dimaksud adalah keseluruhan objek.
a.    Berita itu telah menyebar dari mulut ke mulut.
Pada kalimat di atas, mulut ke mulut berarti dari orang yang satu ke orang lain.
b.    Sudah beberapa hari ini ia tidak kelihatan batang hidungnya.
Batang hidung dalam kalimat tersebut merupakan kata ganti untuk menyebut orang. Yang disebut batang hidung (sebagai bagian organ tubuh manusia), tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan bagian tubuh lainnya.
6.             Majas Totum Pro Parte
Kebalikan dari pars pro toto, totum pro parte adalah gaya bahasa yang mengungkapkan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh:
a.    Indonesia menjadi juara umum dalam ajang ASEAN Games 2011.
Indoesia yang dimaksud di sini adalah para atlet yang berlaga di ajang ASEAN Games, bukan seluruh rakyat Indonesia.
b.    SMA Nusa Bangsa memenangkan lomba cerdas cermat.
Yang disebut pada kalimat di atas adalah SMA Nusa Bangsa, tetapi yang dimaksud adalah siswa yang mengikuti lomba cerdas cermat.
7.             Majas Litotes
Litotes merupakan gaya bahasa untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Majas ini kebalikan dari majas hiperbola.
Contoh:
a.    Ini ada sedikit bantuan untuk Bapak.
Meski bantuan yang diberikan banyak, seseorang mengatakan “sedikit” untuk merendah.
b.    Kami tinggal di gubuk ini.
Gubuk yang dimaksud bukan gubuk yang sebenarnya, melainkan rumah.
8.             Majas Simile
Simile merupakan majas yang berupa membandingkan antara suatu hal dengan lainnya secara eksplisit dengan menggunakan kata penghubung seperti ibarat, umpama, laksana, layaknya, bagaikan, seperti, dan sebagainya.
Contoh:
Tatapan matamu tajam seperti tatapan mata elang.
9.             Majas Sinestesia
Sinestesia adalah pengungkapan rasa suatu alat indra melalui alat indra lainnya.
Contoh:
a.    Suaranya terdengar halus.
Halus dirasakan oleh kulit, tetapi halus dalam kalimat tersebut dirasakan oleh telinga.
b.    Kasihan sekali anak kecil yang manis itu.
Manis dalam kalimat tersebut dirasakan oleh mata, bukan lidah.
10.         Majas Asosiasi
Asosiasi merupakan ungkapan yang membandingkan dua hal berbeda yang dianggap sama.
Contoh:
Tatapan matamu tajam bagai pedang.
11.         Majas Ironi
Ironi merupakan gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya.
a.    Bagus sekali tulisanmu seperti ceker ayam.
b.    Cepat sekali kamu datang, sampai aku lelah menunggumu.
12.         Majas Sarkasme
Sarkasme merupakan sindiran secara langsung dan kasar.
Contoh: Kamu memang orang yang tak tahu diri!
13.         Majas Pleonasme
Pleonasme merupakan gaya bahasa berupa penggunaan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan dalam suatu pernyataan.
Contoh:
a.    Ia naik ke atas.
Sudah jelas kalau naik itu ke atas, bukan ke bawah.
b.    Ia telah melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri.
Orang yang melihat pasti menggunakan mata kepalanya sendiri, bukan mata kepala orang lain.
14.         Majas Tautologi
Tautologi adalah majas yang berupa pengulangan kata dengan memakai sinonimnya.
Contoh:
a.    Ia cemas dan khawatir akan keadaan keluarganya di rumah.
b.    Apa maksud dan tujuan kalian datang ke sini?
15.         Majas Aliterasi
Aliterasi merupakan pengulangan bunyi konsonan pada awal kata secara berurutan. Majas ini biasanya digunakan pada puisi.
Contoh:
Senada seirama seia sekata
16.         Majas Retoris
Retoris merupakan ungkapan pertanyaan yang sebenarnya tidak membutuhkan jawaban. Hal ini karena si penanya sebenarnya sudah tahu jawaban dari pertanyaannya.
Contoh:
a.    Siapa yang tak mau hidup bahagia?
b.    Apakah kita bisa sukses kalau kita hanya bermalas-malasan?

Itulah jenis-jenis majas. Sebenarnya masih banyak majas lainnya yang tidak disebutkan di sini.

Referensi:

http://www.kelasindonesia.com diakses pada tanggal 6 Mei 2016

2 comments: